Jumat, 20 Mei 2016

Kisah Para Gadis Jepang yang Ditipu dan Dipaksa Bermain di Film Porno

Ratusan wanita di Jepang telah menjadi koban eksploitasi oleh industri pornografi.

Seorang pengacara korban mengatakan para korban awalnya didekati oleh orang-orang yang berpura-pura sebagai agen dan menawarkan kontrak modeling.
Namun, setelah para gadis lugu ini menandatangani kontrak, baru kemudian mereka menyadari bahwa mereka tidak menandatangani kontrak iklan komersial atau busana modeling tetapi menjadi pemeran film dewasa.

Para korban terpaksa bekerja di bawah ancaman. Jika mereka mencoba untuk meninggalkan pengaturan, mereka diancam akan dilaporkan karena melanggar perjanjian.

Akibatnya, setidaknya satu wanita telah melakukan bunuh diri setelah menjadi korban dari skema tersebut.

Kasus itu dibawa ke pengadilan September lalu, ketika seorang aktris dituntut sebuah perusahaan film pornografi setelah dia bilang dia ingin mengakhiri kontraknya.

Dia mengatakan bahwa dia telah dipaksa untuk melakukan perbuatan cabul karena masih di bawah umur dan dipaksa tampil di film porno setelah ia dewasa.

Begitu dia menolak untuk melanjutkan bekerja di industri, perusahaan kemudian menggugatnya.

"Perempuan-perempuan ini dipaksa tampil di film seksual yang sangat kasar," kata pengacara bernama Yukiko Tsnuoda yang hadir dalam konfrensi minggu ini.

Menurut seorang penulis nonfiksi, Atsuhiko Nakamura, yang telah menerbitkan beberapa buku tentang wawancaranya dengan aktris porno, jumlah wanita Jepang yang mencari pekerjaan di industri film porno meningkat secara dramatis selama dekade terakhir.

1. 6000 talenta baru bermunculan setiap tahun



4. Bintang porno Jepang berotak cerdas

Uniknya, banyak orang berpikir bahwa menjadi bintang porno tidak membutuhkan otak yang cerdas atau nilai akademis yang tinggi. Itu salah! Berdasarkan investigasi Atsuhiko, para produser film porno Jepang sangat menghargai calon pelamar yang memiliki pengalaman pekerjaan, latar belakang akademis atau pendidikan yang kuat. Para gadis yang memiliki latar pendidikan yang tidak kuat biasanya jarang terpilih.


5. Kontrak kerja untuk bintang porno amatir

Kontrak kerja untuk para amatir umumnya ditetapkan untuk tiga video, dua video dan satu solo. Pendapatan dari kontrak tersebut berkisar 150.000 (Rp 15,5 juta), 200.000 yen (Rp 20 juta), 250.000 (Rp 25,8 juta) dan 300.000 yen (Rp 31 juta), tergantung pada pengalaman pemohon dan latar belakangnya.



Industri film porno Jepang atau Japan Adult Video (JAV) terancam gulung tikar. Hal ini disebabkan kurangnya bintang porno laki-laki.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu aktor pria JAV bernama Shimiken

Tidak ada komentar:

Posting Komentar