Sabtu, 04 Juni 2016

18 Anak Negeri Dengan Prestasi Mendunia yang Membuatmu Makin Termotivasi Mengejar Mimpi

Indonesia merupakan negeri yang kaya. Tidak hanya kekayaan alam dan kebudayaannya yang mempesona, prestasi anak muda Indonesia juga patut diakui keberadaannya. Bahkan, dunia telah mengakui hasil karya mereka.
Namun ironisnya, kita sebagai orang Indonesia yang satu negara tidak mengetahui bahwa yang kita nikmati adalah hasil karya anak negeri sendiri. Tahukah kamu kalau desainer cover album Maroon 5 adalah mahasiswa asal Indonesia? Pernah dengarkah kamu jika orang di balik lucunya karakter Minions juga lahir di Indonesia?

Di artikel ini Hipwee sudah himpun 18 anak negeri dengan karya luar biasa yang terbukti sudah diterima dunia. Tak hanya bermaksud pamer pencapaian, tapi Hipwee harap dengan menengok keberhasilan kamu juga bisa mendapatkan motivasi untuk berlari mengejar mimpi.



Mahasiswa ISI Jogja jurusan Desain Komunikasi Visual ini memenangkan lomba desain cover album yang diadakan oleh band ternama asal California, Maroon 5. Desain karyanya berupa gambar wajah harimau putih dengan guratan berbentuk V pada bagian hidung. Hasil karyanya mampu memenangkan lomba desain yang diikuti oleh banyak orang dan berhak menjadi cover album Ke 5 dari Maroon 5.
Bayu yang saat ini masih menekuni dunia kuliah memang sering mengikuti lomba desain. Sebelum memenangkan kontes kali ini, dia sudah pernah juga memenangkan kontes artwork yang diadakan oleh musisi legendaris Billie Joel. Nah, bisa dilihat ‘kan sekarang, apapun profesimu kamu tetap bisa berkarya, bahkan hingga diakui oleh dunia.



Hayo, siapa yang nggak kenal Minions? Karakter kuning menggemaskan yang filmnya booming di tahun 2010 dan 2013 silam ini. Bahkan karena kesuksesan filmnya, hingga saat ini kita masih bisa menemukan figur karakter ini dimanapun ; boneka, gantungan kunci, tas, dan masih banyak lagi. Yang mungkin kalian belum tahu adalah fakta bahwa arsitek di balik kelahiran Minions merupakan seorang pria berdarah Indonesia, Pierre Coffin.
Dia merupakan putra dari penulis ternama Indonesia, N.H Dini. Karena kesuksesannya ini dia akan bekerja sama dengan selebriti Hollywood papan atas di proyek film yang selanjutnya. Apakah kalian tahu bahwa karakter Minions menggunakan campuran berbagai bahasa termasuk Indonesia? Coba deh tonton filmnya lagi dan cari tahu di adegan mana karakter Minions ini mengucapkan kata “Terima kasih”.



Andre Surya
Sang Animator Transformer 3D Yang Sebagian Besar Ketrampilannya Didapatkan Secara Otodidak
Cowok kelahiran Jakarta tahun 1984 ini dulunya sempat mengenyam pendidikan di Untar dengan jurusan Design Komunikasi Visual selama 1 tahun. Pendidikannya ini tidak dilanjutkan karena dia lebih memilih bekerja sebagai digital artist. Kemudian dia mengambil diploma di Kanada di bidang Film dan Special Effects. Namun, ilmu dan ketrampilannya dipelajari sendiri karena dia sudah tekun mendalaminya sejak duduk di bangku SMA.
Banyak karyanya yang telah memenangkan berbagai penghargaan. Bahkan, kemampuannya yang mumpuni menjadikannya satu-satunya orang Indonesia yang bisa bergabung dengan proyek film besar, Transformer 3D. Dia sangat bersyukur karena berkat ketekunannya, sekarang dia mampu bekerja di tempat yang diimpikannya. Apakah kamu juga mau mengikuti jejak keberhasilannya?


Tidak hanya pria yang bisa sukses sebagai animator. Wanita asal Indonesia bernama Griselda Sastrawinata ini juga merupakan animator film The Sherk. Griselda juga terlibat dalam penciptaan beberapa tokoh karakter di film animasi ini. Karena ketekunan dan kedisiplinannya dalam mencipta karya membuatnya masih bekerja di studio film bergengsi Dreamworks hingga sekarang ini.

Satu lagi animator wanita Indonesia yang berprestasi di kancah Internasional, Rini Sugianto. Salah satu film karyanya adalah “Hobbit 2: The Desolation of Smaug”. Selain Hobbit 2, Rini juga pernah tergabung dalam tim animator film “The Advantures of Tintin”, “The Avengers”, “Iron Man 3”, “Hunger Games: Catching Fire”, “Hobbit 1”, dan “the Dawn of the Planet of the Apes”. Tidak menyangka ‘kan kalau ternyata ada anak negeri di balik film-film Internasional yang selama ini kita gemari?

Pria yang memiliki hobi menggambar kartun ini sekarang sudah sukses menggeluti bisnis animasi. Bahkan, perusahaan rumahan yang didirikannya sekarang sudah memiliki klien besar seperti : Buena Vista Games, Disney TV, Microsoft, dan masih banyak lagi. Tidak tanggung-tanggung perusahaan kecilnya sekarang ini juga terlibat dalam sebuah proyek film bersama Cartoon Network dan Gotham Group. Ini semua terjadi karena dia tetap kekehmenekuni hobi menggambarnya dan menyukai dunia kartun walaupun banyak orang yang memandang dengan sebelah mata.

Putri dari musisi Ikang Fawzi dan artis ternama Marissa Haque ini sebenarnya ingin berkuliah di jurusan Seni Murni ITB. Namun karena tidak disetujui oleh orang tuanya, maka dia beralih ke Multimedia University di Malaysia. Kegigihannya serta bakat yang dimiliki mampu membuatnya bekerja di Las Copaque Production. Perusahaan tersebut juga menjadi rumah produksi dari kartun Upin Ipin yang sering kita tonton sore hari.
Namun, keberhasilannya di sana tidak membuatnya lupa pada negeri sendiri. Marsha Chikita justru kembali ke Indonesia dan ingin membuka perusahaan animasi sendiri. Semoga nantinya dunia perfilman Indonesia makin maju dengan adanya bakat-bakat muda yang bertalenta ya.
Sepertinya kurang lengkap kalau hanya menyebutkan salah satu nama dari mereka. Lilyana Natsir dan Tontowi Ahmad memang sulit dipisahkan untuk urusan bulu tangkis. Pebulu tangkis ganda campuran kebanggaan Indonesia ini telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Berbagai gelar telah berhasil disabet oleh Lilyana dan Tontowi tiga tahun berturut-turut — di antaranya championkompetisi All England di tahun 2012, 2013, 2014. Jadi, masih mau menganggap enteng prestasi negeri sendiri?

Butet Manurung adalah salah satu pahlawan wanita yang memiliki keberanian tinggi dalam memperjuangkan pendidikan bagi masyarakat pedalaman. Perempuan yang punya nama asli Saur Marlina Manurung ini pada tahun 2003 memulai merintis sekolah gratis untuk masyarakat terasing dan mengembangkan sebuah sistem pendidikan yang diberi nama Sokola Rimba.
Sistem Sokola Rimba yang telah ia kembangkan saat ini diterapkan juga di beberapa wilayah terpencil di Indonesia. Butet rela tinggal berbulan-bulan di pedalaman rimba demi mengajar orang-orang pedalaman agar bisa membaca dan menulis, agar tidak dianggap lagi sebagai orang yang bodoh dan mudah ditipu. Karena kepeduliannya tersebut, dia pernah menerima penghargaan sebagai salah satu Pahlawan Asia dari Majalah TIME di tahun 2004.


Siapa sih yang tidak tahu film 500 Days of Summer? Di adegan film tersebut kamu akan bisa mendengar lantunan suara orang Indonesia, Dougy Mandagi. Yap, cowok kelahiran Manado ini adalah vokalis dari band rock Indie Australia yang menyanyikan soundtrack dari film 500 days of summer. Walaupun Indie, band ini memiliki massanya tersendiri. Bahkan di Australia, Dougy juga menjadi idola.
Perjuangannya untuk bisa sesukses sekarang juga tidak mudah. Dulu dia sempat melakoni beberapa pekerjaan seperti pelukis, penjaga toko, hingga pengamen. Keyakinan teguh dan perjuangannya menggapai mimpilah yang membuatnya tidak mudah patah arang dan bisa sukses seperti sekarang.

Joey Alexander Sila adalah pianis cilik berbakat yang telah berhasil menorehkan prestasi Internasional. Meskipun masih berusia 10 tahun, bocah cilik ini sudah mahir memainkan tuts piano dengan indah hingga menarik perhatian mata dunia.
Prestasi yang berhasil dia dapatkan juga tak tanggung-tanggung, dia berhasil meraih “Grand Prix 1st International Festival Contest of Jazz Improvisation Skill” yang diselenggarakan pada 5-8 Juni 2013 di Odessa, Ukraina. Pada festival musik Jazz itu, Joey adalah peserta termuda, dan dia berhasil mengalahkan 43 peserta dari berbagai dunia.

Siapa yang nggak tahu dengan mobil Volks Wagen, atau lebih dikenal dengan sebutan VW? Pada tahun 2012, Volkswagen Up! ini telah berhasil meraih penghargaan 2012 World Car of The Year. Indonesia patut untuk turut berbangga hati, soalnya mobil ini dirancang oleh seorang desainer asal Indonesia, Chris Lesmana.
Selain VW Up!, Chris Lesmana sebelumnya juga telah merancang VW New Beetle, atau yang lebih familiar disebut dengan VW Kodok. Desain paten Chris Lesmana sendiri sekarang udah terdaftar di Amerika Serikat pada tahun 2008.

Ria Papermoon adalah seorang wanita kreatif yang telah menciptakan teater boneka “Papermoon Puppet Theatre” yang telah mendunia. Perempuan yang memiliki nama asli Maria Tri Sulistyani ini mendirikan Papermoon Puppet Theatre sejak tahun 2006. Papermoon Puppet Show sendiri adalah sebuah pertunjukan boneka yang bisa disaksikan oleh penonton dewasa.
Cerita-cerita yang diangkat pun cerita ringan, dan tema yang diangkat adalah cerita sejarah di tahun 1965. Pertunjukan boneka ini mendapat apresiasi yang luar biasa di sejumlah negara loh, seperti Malaysia, Singapura, India, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat

.
Yosep Anngi Noen adalah seorang sutradara muda asal Yogyakarta. Meskipun namanya nggak seterkenal Hanung Bramantyo atau Rizal Montovani, film garapannya telah berhasil diputar di beberapa festival dunia. Yosep Anggi Noen sendiri lebih dikenal sebagai sutradara film pendek, namun dirinya juga memproduksi film panjang.
Film panjang perdananya yang berjudul “Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya” sudah keliling di berbagai festival internasional, seperti Festival Film Internasional Locarno ke-65 di Swiss. Salah satu film pendek hasil garapannya juga mendapat penghargaan dari “Sonje Award Best Short Film” di Busan International Film Festival 2013.

Grup musik indie dari Bandung ini memang lagu-lagunya enak didengarkan di telinga. Mengusung genre musik pop, jazz, swing, Mocca berhasil mengukir prestasi dimana-mana. Tidak hanya di negeri sendiri lagunya dipuji dan dijadikan soundtrack dari banyak film, di Jepang mereka juga mendatangani kontrak dengan salah satu indie record. Selain itu, Mocca juga sering menggelar konser di Singapura. Beragam masyarakat di negara di Asia seperti Malaysia, Thailand, dan Korea juga banyak yang menjadi penikmat setia lagu-lagu mereka. Gimana, bangga ‘kan band indie kesukaan kamu disukai juga oleh masyarakat luar negeri?

Band yang berdiri tahun 2002 ini sanggup menembus pasar Amerika. Bahkan, album perdana mereka dirilis oleh Minty Fresh, label asal Chicago. Bahkan, mereka pernah menyambangi negeri Paman Sam ini dua kali pada tahun 2008, untuk CMJ Music Marathon dan SXSW Music Festival. Tidak sampai di Amerika saja, mereka juga pernah mengadakan tur Eropa di tahun 2012 di Perancis dan Belanda. Kita mesti bangga karena bahasa Indonesia bisa didengarkan dan dinikmati oleh masyarakat luar negeri lewat lagu-lagu mereka.

Dari mulai mengamen di jalanan, di metro, hingga menyanyi di pub pernah dia lakoni. Kegigihan dan keyakinan kuat tidak menyurutkan langkahnya untuk bisa menjadi penyanyi populer sekarang ini. Sandy Sandoro juga pernah menjadi finalis kontes mirip Indonesia Idol di Jerman, walaupun hanya menyabet posisi ke 5, namun popularitasnya naik dan namanya makin berkibar di Eropa. Bahkan, ada beberapa lagunya yang mampu bertahan di tangga lagu favorit radio di beberapa kota seperti Paris, Berlin, dan Madrid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar